Hidup Yang Dipertaruhkan Melampaui Kematian


3 MENIT BACA
Langkah Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!


21 Pebruari 2013

329. Hidup Yang Dipertaruhkan Melampaui Kematian
Pada bulan Juli 2000, Peter Jennings, pembawa acara berita dari jaringan televisi ABC, memproduksi suatu program yang diberi judul The Search for Jesus (“Pencarian akan Yesus”). Empat orang di antara ketujuh pakar Perjanjian Baru yang diwawancarai adalah anggota kelompok Seminar Yesus yang menyangkal kebanyakan dari ajaran-ajaran Kristiani yang bersejarah tentang Yesus Kristus. Teolog-teolog yang radikal ini mendapat banyak perhatian publik lewat media massa. Jaringan-jaringan peliput berita mendapati bahwa gagasan-gagasan mereka yang kontroversial kelihatan baru bagi khalayak umum. Ironisnya, sementara kelompok ini memberi komentar “pakar” untuk media populer, sebagian besar pakar kawakan yang mewakili berbagai pandangan menolak kesimpulan-kesimpulan mereka. Mengenai Seminar Yesus, Luke Timothy Johnson dari Universitas Emory berkomentar bahwa kelompok ini “memilih diri sendiri”, bukan berdasarkan kepakarannya yang berkualitas, melainkan berdasarkan pra-komitmen anggotanya pada sudut pandang liberal. Craig Blomberg dari Seminari Denver mencatat, “Seminar Yesus dan rekan-rekannya tidak mencerminkan konsensus para pakar mana pun kecuali bagi mereka yang berada pada ‘ujung radikal’. Metodologinya sangat timpang, dan tanpa semestinya kesimpulan-kesimpulannya bersifat skeptis.”

Dalam tayangan dokumenter yang diproduksi Jennings, John Dominic Crossan, salah seorang pendiri Seminar Yesus, diberi lebih dari seperempat jatah waktu yang dibagikan di antara para pakar PB tersebut. Hal ini menguatkan kesan bahwa pandangan-pandangan Seminar Yesus, khususnya yang dikemukakan Crossan, mewakili pandangan mayoritas para pakar. Namun, Crossan sendiri mengakui secara terbuka, pandangan-pandangannya tidak mewakili sebagian besar pakar. Sayangnya, dalam tayangan The Search for Jesus, rata-rata pemirsa tidak diperlengkapi untuk mengenali betapa menyesatkan program yang diproduksi ini. Perlakuan yang timpang seperti ini harus ditanggapi, dan orang-orang Kristen secara pribadi paling baik melakukannya melalui jejaring sahabat.


---
Dikutip dari buku The Case for the Resurrection of Jesus (Gary R. Habermas, Michael Licona, 2013), seizin Literatur Perkantas.

Esok: Hidup Yang Dipertaruhkan Melampaui Kematian (lanjutan)