3 MENIT BACA
Langkah Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!
19 Pebruari 2013
327. Pernikahan Kristen (lanjutan)
Kedelapan, pernikahan
merupakan sebuah kelu-arga yang berdaulat penuh. Dalam Kejadian 2:24-25, kita membaca
bahwa seseorang harus meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya.
Ayat ini mengajarkan prinsip pernikahan yang sangat penting. Suami-istri adalah
keluarga yang berdaulat penuh. Ibarat sebuah negara, sekarang ia memiliki
benderanya sendiri. Maka, ia berhak mengurus dirinya sendiri dan tidak boleh ada
pihak lain yang memaksakan kehendaknya kepada keluarga yang berdaulat tersebut.
Karena itu, dalam sebuah keluarga baru, suami harus benar-benar menjadi kepala keluarga
dan istri menjadi ibu rumah tangga yang berhak penuh atas rumah tangganya. Keluarga
baru yang terus-menerus mengandalkan pihak ketiga (keluarga laki-laki
atau perempuan) berarti belum sungguh-sungguh mendalami
prinsip tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan masalah baik bagi istri maupun
suami. Ada suatu contoh nyata di mana seorang suami merasa tidak sepenuhnya berhak
atas istri dan anak-anaknya karena ternyata si istri terlalu bergantung kepada ayahnya.
Rupanya, sekalipun si istri telah menikah dan telah dikaruniai anak, namun dia tetap
menjadi “anak papi”. Saat mengambil keputusan-keputusan penting bagi keluarganya,
ia bahkan lebih dipengaruhi oleh ayahnya daripada suaminya. Hal inilah yang membuat
suami tidak sepenuhnya merasa dirinya sebagai suami, dan juga merasa tidak
sepenuhnya sebagai ayah bagi anak-anaknya. Akibatnya, sungguh menyedihkan!
Mereka bercerai!
---
Dikutip dari buku Bagaimana Kristen Berpacaran (Mangapul Sagala, 2011: hal. 64-65), seizin Literatur Perkantas.
Esok: Pernikahan Kristen (lanjutan)