Heningnya Penguburan (lanjutan)

3 MENIT BACA
Langkah Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!


20 Maret 2013
347.     Heningnya Penguburan (lanjutan)

Praktik Penguburan Yahudi
Orang Yahudi menguburkan orang mati mereka, kemudian mengumpul­kan tulang-tulang dan menempatkannya ke dalam penampung yang disebut osuarium atau kubah atau ruang bawah tanah yang khusus dipakai untuk maksud tersebut. Kebiasaan mengumpulkan tulang-tulang orang mati disebut ossilegium, atau penguburan kedua (bnd. Moe’ed Qatan 1.5,80c: “Pertama mereka akan menguburnya ke dalam parit, dan ketika daging telah membusuk, mereka akan mengumpulkan tulang-tulang dan menguburkannya ke dalam osuarium”). Sudah berapa lama kebiasaan ini berlangsung, serta dari mana kebiasaan ini berasal merupakan per­tanyaan yang menjadi inti dari perdebatan sekitar pentingnya pengaruh sejumlah osuarium yang ditemukan di dalam dan sekitar Yerusalem, dari masa Herodes (sekitar tahun 35 sK-70).

Menurut saya, penjelasan yang paling dapat diterima bagi peningkatan dramatis jumlah osuarium yang digunakan di masa Herodes Agung dan para penggantinya ialah proyek-proyek pembangunan yang secara besar-besaran dilakukan oleh Herodes di dalam dan sekitar Yerusalem, khusus­nya yang berkenaan dengan Bukit Bait (Temple Mount) dan Bait Allah yang baru. Menurut Yosefus, Herodes “menyiapkan seribu kereta untuk mengangkut batu” untuk Bait Allah dan mempekerjakan “sepuluh ribu pekerja yang paling ahli,” melatih “sebagian sebagai tukang batu, lainnya sebagai tukang kayu” (Ant. 15.390). Bukit Bait berukuran sangat besar dan men­cakup serangkaian bangunan dan pilar, dengan Bait Allah sendiri sebagai yang paling mengesankan dari semua struktur yang ada. Yosefus mene­kankan ukuran dan keindahan batu-batu ini (bnd., Ant. 15.399; bnd. Mrk. 13:1: “Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!”). Meskipun pembangunan Bait sendiri dan struktur penting lainnya telah selesai pada masa hidup Herodes, pembangunan Bukit Bait masih berlanjut sampai tahun 64, melalui pemerintahan anak-anaknya, cucu, dan buyutnya yang masih hidup. Sesuai dengan itu, arti dari ucapan dalam Yohanes 2:20 menyiratkan pembangunan yang sedang berlangsung dan belum selesai. Kalimat itu mestinya dibaca: “Bait Allah ini telah dibangun selama empat puluh enam tahun.” Ketika pekerjaan Bukit Bait akhirnya selesai, Yosefus menceritakan bahwa delapan belas ribu pekerja diberhentikan (bnd. Ant. 20.219). Pemberhentian besar-be­saran ini berdampak pada meningkatnya ketidakstabilan sosial dan poli­tis yang dua tahun kemudian meledak dalam pemberontakan terbuka. Se­bagian dari para pemotong batu yang diberhentikan itu kemudian meng­gunakan alat-alat dan keahlian mereka dalam membangun terowongan rahasia bagi para pemberontak (J. W. 7.26-27).

---
Dikutip dari buku Hari-hari Terakhir Yesus (Ed. Troy A. Miller, 2010), seizin Literatur Perkantas.

Esok: Heningnya Penguburan (lanjutan)