3 MENIT
BACA
Langkah
Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!
26 Maret 2013
351. Heningnya Penguburan (lanjutan)
Orang Yahudi percaya bahwa jiwa orang yang sudah tiada itu masih
diam dekat mayatnya selama tiga hari: “Untuk tiga hari (sesudah kematian) jiwa
melayang di atas badan, bermaksud untuk masuk kembali, tetapi begitu ia melihat
rupanya telah berubah, ia pergi” (Lev. Rab. 18:1 [tentang Im. 16:1-2]).
Kita diberitahukan bahwa perubahan wajah pada hari ketiga menjelaskan, mengapa
kesedihan paling berat terjadi di hari-hari pertama masa meratap: “Intensitas
penuh ratapan berlangsung sampai hari ketiga sebab rupa wajah masih dapat
dikenali” (Qoh. Rab. 12:6 §1). Kepercayaan menarik ini mungkin
melatarbelakangi kisah dramatis pembangkitan Lazarus, saudara Maria dan Marta
(Yoh. 11:1-44). Tulisan bahwa Lazarus telah meninggal “tiga hari” sejak itu
mayatnya “sudah berbau” (11:39) berarti bahwa semua pengharapan kini telah
lenyap. Lazarus telah meninggal lebih dari tiga hari. Rohnya telah pergi;
wajahnya telah berubah rupa. Menyadarkannya, begitu anggapannya, tidak mungkin
lagi dilakukan.
Begitulah berbagai kebiasaan penguburan di antara
orang Yahudi. Tetapi apakah orang Yahudi selalu menguburkan orang mati? Apakah
penguburan penting untuk mereka? Apakah mereka bersedia membiarkan, khususnya
penjahat yang dihukum mati, tanpa dikubur?
---
Dikutip dari
buku Hari-hari
Terakhir Yesus (Ed.
Troy A. Miller, 2010), seizin Literatur Perkantas.
Esok: Heningnya Penguburan (lanjutan)