Heningnya Penguburan (lanjutan)


3 MENIT BACA
Langkah Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!


27 Maret 2013
352.     Heningnya Penguburan (lanjutan)

Keharusan penguburan
Dalam dunia Timur Tengah zaman purba akhir, penguburan secara layak terhadap orang mati dianggap sebagai tugas suci, khususnya dalam bu­daya dan agama orang Yahudi. Alasan pertama menyediakan penguburan adalah demi pihak orang mati sendiri. Pentingnya mengurus orang mati dan penguburan mereka secara layak dibuktikan dalam Alkitab, dari ba-nyaknya perhatian yang diberikan kepada kisah Abraham membeli sebuah gua untuk menguburkan Sarah (Kej. 23:4-19), sampai ke catatan tentang penguburan para bapak leluhur dan raja-raja Israel. Yang khususnya me­narik adalah kisah tubuh Yakub yang dibawa ke tanah Kanaan, untuk di­kuburkan dalam sebuah kuburan yang telah ia siapkan (Kej. 50:4-14). De­mikian juga Yusuf; meskipun dikubur di Mesir, tulang-tulangnya digali dan dibawa bersama umat Israel pada masa Keluaran, untuk akhirnya dikubur di Kanaan (Kej. 50:22-26; Yos. 24:32). Tulang-tulang Saul yang telah di­tikam dan tulang anak-anaknya dikuburkan di Yabes (1Sam. 31:12-13). Kemudian hari Daud mengomentari mereka yang melakukan ini (2Sam. 2:5: “Diberkatilah kamu oleh TUHAN, karena kamu telah menunjukkan kasihmu kepada tuanmu, Saul, dengan menguburkannya.”). Tulang-tu­lang Saul kemudian dibawa ke tanah Benyamin (2Sam. 21:12-14). Bahkan mereka yang jahat dan dihukum Tuhan dikuburkan juga, seperti mereka yang di padang gurun rakus akan daging (Bil. 11:33-34), atau para penja­hat yang dihukum mati (Ul. 21:22-23), para musuh Israel, yang dibunuh dalam perang, dikuburkan (1Raj. 11:15). Bahkan musuh eskatologis, Gog dan tentaranya harus dikubur (Yeh. 39:11-16). Membiarkan orang mati, bahkan musuh yang sudah mati, tidak dikubur membawa kutuk atas ta­nah itu (Ul. 21:22-23).

---
Dikutip dari buku Hari-hari Terakhir Yesus (Ed. Troy A. Miller, 2010), seizin Literatur Perkantas.

Esok: Heningnya Penguburan (lanjutan)