Menyingkap Bingkisan Berharga (lanjutan)


3 MENIT BACA
Langkah Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!


13 Maret 2013

342. Menyingkap Bingkisan Berharga (lanjutan)
Bukti adalah bagian dari proses berbagi berita Injil

Jarang ada orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan atau percaya akan kebangkitan-Nya dari antara orang mati hanya karena Alkitab mengatakan demikian. Jika mereka sungguh-sungguh berupaya mengenal kebenaran, mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Persiapan dan latihan yang baik akan selalu menolong kita menjawab pertanyaan mereka. Camkanlah kata-kata Petrus: “Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat” (1 Petrus 3:15). Boleh jadi lawan bicara kita menuntut bukti. Buku ini bertujuan untuk menolong siapa saja menyajikan dan memberi jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan sulit.

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu tidak berarti kita dapat meyakinkan orang untuk menjadi Kristen. Memang bukan demikian maksudnya. Perjanjian Baru mengajarkan, hanya Allah sendiri yang dapat menarik orang kepada diri-Nya untuk memperoleh keselamatan. Jika Allah tidak terlibat di dalamnya, tidak mungkin terjadi pertobatan (Yohanes 6:44; Roma 3:11). Lalu mengapa kita peduli dengan bukti? Jawabnya lebih menyangkut metodologi daripada teologi. Amanat Agung dalam Matius 28:19-20 menjelaskan bahwa Allah memilih kita untuk menjadi duta keselamatan. Walaupun keputusannya tergantung pada Allah untuk menarik orang lain, Ia memutuskan untuk melibatkan unsur manusiawi dalam proses itu dan menggunakan perbedaan-perbedaan kepribadian kita bagi kemuliaan-Nya. Sebagai contoh, sebagian kita gemar membaca novel, sementara yang lain menikmati tantangan intelektual dari buku filsafat atau tayangan dokumenter yang menarik dari televisi. Bagaimana dengan orang-orang  yang bukan Kristen yang kita jumpai?  Sebagian mungkin mudah menerima kesaksian dari pengalaman  tentang Injil yang telah mengubah hidup mereka. Yang lain berpikir, “Masa bodoh dengan pengalaman-pengalamanmu. Para penganut agama lain juga mengklaim pengalaman religius mereka. Berikan buktinya kepadaku.” Bagi sebagian orang, bukti tidak penting. Bagi yang lain, justru bukti yang mereka inginkan. Roh Kudus dapat menggunakan kedua jenis percakapan untuk berbicara tentang keselamatan dalam hati manusia yang berbeda-beda.

---
Dikutip dari buku The Case for the Resurrection of Jesus (Gary R. Habermas, Michael Licona, 2013), seizin Literatur Perkantas.

Esok: Menyingkap Bingkisan Berharga (lanjutan)