Menyingkap Bingkisan Berharga (lanjutan)


3 MENIT BACA
Langkah Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!


5 Maret 2013

337. Menyingkap Bingkisan Berharga (lanjutan)
Apakah Yesus menubuatkan kebangkitan-Nya?

Bertolak belakang dengan ajaran-ajaran Perjanjian Baru, sebagian pakar meragukan bahwa Yesus benar-benar menubuatkan kebangkitan-Nya. Namun, sekurang-kurangnya ada empat alasan untuk mempertahankan klaim tentang otentisitasnya:

1.       Nubuat-nubuat Yesus mengenai kebangkitan-Nya biasanya disangkal, karena kebangkitan itu sendiri juga disangkal sebagai peristiwa sejarah. Akan tetapi, jika peristiwa kebangkitan ternyata bersifat historis, maka tidak beralasan menolak nubuat-nubuat Yesus mengenai kebangkitan-Nya.

2.       Ketika Yesus menubuatkan kebangkitan-Nya dari antara orang mati, pembaca diberitahu bahwa para murid tampaknya tidak mengerti apa yang Ia bicarakan atau tidak mempercayainya (Markus 8:31-33; 9.31-32; 14:27-31; Lukas 24:13-24). Bahkan, ketika kubur-Nya didapati kosong, seperti yang dituturkan, kesimpulan awalnya ialah bahwa seseorang telah mencuri jenazah Yesus (Yohanes 20:2,13-15). Ketika perempuan-perempuan melaporkan betapa mereka melihat Dia telah bangkit, para murid menganggap perkataan mereka omong kosong (Lukas 24:10-12). Tomas sama sekali menolak untuk percaya (Yohanes 20:24-25). Tampaknya  hampir tidak mungkin para murid atau umat Kristen mula-mula yang sangat menghormati mereka akan merekayasa perkataan Yesus yang menampilkan keburukan mereka. Inilah yang disebut “kriteria hal memalukan” (embarrassment), sebagaimana akan dibahas nanti. Prinsip ini memberi dukungan yang kuat bagi otentisitas nubuat-nubuat Yesus mengenai kebangkitan-Nya.

3.      Yesus menggunakan gelar “Anak Manusia” dalam nubuat-nubuat tentang kebangkitan-Nya (Markus 8:31; 9:31; 10:33-34). Penggunaan gelar ini mengukuhkan otentisitas perkataan-Nya. Seperti yang akan dikemukakan dalam Bab 10 (“Menurut Yesus, siapakah diri-Nya?”), salah satu alasan untuk meyakini penggunaan gelar ini oleh Yesus ialah pencatatannya dalam aneka sumber. Lagi pula, surat-surat Perjanjian Baru tidak pernah menyebut Yesus dengan gelar tersebut. Umat Yahudi juga tidak pernah membayangkan Anak Manusia sebagai seorang Mesias menderita (lihat Daniel 7:13-14). Jadi, kriteria ketidakmiripan (dissimilarity) menunjuk kepada otentisitasnya. Fokus kriteria ini ialah pada “perkataan atau tindakan Yesus yang tidak dapat diturunkan dari Yudaisme pada zaman Yesus ataupun dari gereja perdana sesudah Dia” (John P. Meier 1991: 171). Mengingat alasan-alasan ini, nubuat-nubuat Yesus tentang kebangkitan-Nya, khususnya yang terkait dengan gelar “Anak Manusia”, tampaknya cukup otentik.

4.      Nubuat-nubuat Yesus mengenai kebangkitan-Nya ditemukan dalam acuan ganda: Matius 12:28-40; 16:1-4, 21; 17:23; 20:19; Markus 8:31-32; 9:31; 10:33; Lukas 9:22; Yoh 2:18-21. Bnd. Markus 14:58; Lukas 11:29-30.

---
Dikutip dari buku The Case for the Resurrection of Jesus (Gary R. Habermas, Michael Licona, 2013), seizin Literatur Perkantas.

Esok: Menyingkap Bingkisan Berharga (lanjutan)