3 MENIT
BACA
Langkah
Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!
8 April 2013
354. Bukan Tidak Menyatakan Diri-Nya
Bahkan umat Allah yang
tersaleh pun bisa tidak mengenali pesan Allah, khususnya jika pesan itu
disampaikan lewat orang yang bukan umat Allah. Dataran Megido di negeri Yehuda,
wilayah yang amat penting di abad ke-7 sM sebagai jalur dagang penghubung Mesir
dan Asyur, pernah menjadi saksi bisu tentang pilunya dampak tidak mengenali
itu. Di sanalah anak-anak panah tentara Nekho II, raja Mesir, melesut dan
menyasar nyawa Yosia, raja Yehuda yang sangat berbakti kepada Allah dan
bangsanya.
Yosia meninggalkan
takhtanya di Yerusalem setelah mendengar pergerakan pasukan Mesir di negerinya.
Waktu itu Mesir hendak menyokong Asyur memerangi Babel di Karkemis dan untuk
itu mereka harus melintasi daerah Yehuda. Yosia menolak memberi izin dan
berangkat ke Megido untuk mencegat mereka. Nekho II, yang enggan berurusan
dengan Yehuda, menyuruh utusannya membawa pesan kepada Yosia. Bunyinya cukup
mencengangkan sang raja Yehuda:
Apakah urusanmu dengan aku,
raja Yehuda? Saat ini aku tidak datang melawan engkau, tetapi melawan keluarga
raja yang sedang kuperangi. Allah memerintahkan aku supaya segera bertindak. Hentikanlah niatmu menentang Allah yang menyertai aku,
supaya engkau jangan dimusnahkan-Nya! (2 Tawarikh 35:21).
Ha? Allah memerintahkan
Nekho? Bagaimana mungkin umat Dewa Ra ini mengaku-ngaku mendapat perintah,
bahkan disertai, Allah? Tak heran Yosia menganggapnya mengada-ada. Jadi,
majulah ia tanpa “mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan pesan Allah”
(2Taw. 35:22, tekanan oleh saya). Kisah selanjutnya menyedihkan bagi sang raja
saleh. Anak-anak panah Mesir membuat tubuhnya terluka parah. Ia segera
dilarikan balik ke Yerusalem dan wafat di sana dengan sangat ditangisi
bangsanya.
Kalau kita baca riwayat
lengkap Yosia dalam Kitab Suci, kita juga bisa turut berkabung bersama rakyat
Yehuda. Tetapi sikap Yosia yang mengabaikan pesan Allah lewat Nekho mau tak mau
memantik pertanyaan bagus dalam benak: Mengapa Allah berpesan lewat orang
seperti Nekho, yang bukan umat-Nya? Bukankah pemahaman Nekho tentang Tuhan
tidak sama dengan pemahaman umat Allah seperti Yosia? Bukankah lebih baik bagi
nyawa Yosia jika Allah berpesan lewat, misalnya, Nabi Yeremia?
---
Dikutip dari buku Tuhan Gunung atau Tuhan
Alam Semesta? (Samuel Tumanggor, 2011: hal. 42-43), seizin Literatur
Perkantas.