3 MENIT BACA
Langkah
Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!
25 April 2013
Iman di Saat Krisis
367. Kebenaran Injil
(lanjutan)
Kadang kala saya berharap – seperti Yesus di taman Getsemani –
bahwa ada jalan lain: menyalakan begitu banyak lilin, menaikkan
begitu banyak doa, berbuat lebih banyak kebaikan, percaya secara lebih total dan
sungguh-sungguh, dan tidak menyakiti siapa pun. Saya berharap keselamatan kekal dapat ditemukan dalam
semua sistem kepercayaan, agama-agama di dunia, atau usaha yang sungguh-sungguh. Tapi
kenyataannya tidak seperti itu. Orang Kristen tahu bahwa hal semacam itu tidak demikian
karena salib Kristus. Jika Allah tidak berkata, “Baiklah, Aku akan mencari jalan lain” pada Anaknya
yang sempurna, tidak berdosa, dan dikasihi-Nya, Allah pasti juga tidak akan mengatakannya
pada orang lain. Jika ada keselamatan lain di luar pribadi Yesus Kristus dan karya-Nya, maka
pengorbanan di kayu salib hanyalah sebuah lelucon buruk, usaha yang sia-sia yang dilakukan
oleh orang yang ingin menjadi mesias. Di sepanjang Perjanjian Baru Yesus dinyatakan sebagai
satu-satunya jalan untuk memiliki relasi dengan Allah (Yoh 1:12; 14:6; Kis 4:12; 1Yoh 5:11-12).
Kebenaran itu dinyatakan melalui salib dalam segala
eksklusifitas dan kuasanya, atau tidak ada kebenaran dan tidak ada
keselamatan. Kita tersesat selama-lamanya, ditinggalkan sendirian, terikat dalam dosa yang tak
terjembatani serta kejahatan yang tak kepalang tanggung. Orang-orang yang memprotes bahwa salib
Yesus sebagai “satu-satunya jalan” sebagai pandangan yang tidak toleran, berpikiran sempit dan
eksklusif seringkali juga adalah orang-orang yang menentang kejahatan, ketidakadilan, dan
penderitaan dunia.
Namun hanya penderitaan dan kematian dari Allah yang menjadi
manusia, yang tanpa dosa itu, Yesus Kristus, yang menganggap serius kejahatan
dunia. Injil kekristenan yang penuh salib itu menganggap dosa begitu serius
sehingga Allah dalam Kristus harus menyediakan satusatunya jawaban penebusan yang final dan cukup
melalui kematian-Nya sendiri. Lalu Allah membuktikan keberhasilan karya Kristus di
salib dengan mengalahkan maut. Kayu salib tanpa kebangkitan hanyalah sebuah “usaha yang
bagus”. Kayu salib dan kebangkitan adalah satu-satunya harapan bagi dunia.
---
Dikutip dari buku Iman di Saat Krisis (Paul Tokunaga
cs., 2010: hal. 34-35), seizin Literatur Perkantas.