3 MENIT BACA
Langkah
Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!
22 April 2013
Iman di Saat Krisis
364. Kebenaran yang
Berbahaya untuk Hidup yang Berani
“Anak kami meninggal dunia – itulah awal dari segalanya.”
Seorang profesor ilmu kimia berbicara di sebuah universitas
negeri, baru saja menyampaikan suatu presentasi multipoin yang bagus sekali
tentang bagaimana dia menemukan bahwa kekristenan dapat dipercaya.
Setelah presentasi itu, saya bertanya apa yang mula-mula membuatnya tertarik untuk mempelajari
iman Kristen. Dia berespons dengan berkata bahwa hal itu berawal dari kematian anaknya.
Berbulan-bulan setelah kehilangan yang tragis itu, dia memerhatikan bahwa kesedihan istrinya
mulai digantikan oleh pengharapan dan kesembuhan, yang tidak dia miliki. Waktu dia bertanya
tentang hal itu, istrinya mengaku bahwa dia mengikuti kelompok PA dengan teman-temannya dan dia
sudah menjadi Kristen. Si profesor terkejut, penasaran dan terbuka terhadap apa pun
yang dapat menyembuhkan rasa sakit dan kekosongan hatinya.
Kelompok teman-teman baru ini membuka hati dan Alkitab mereka
untuk sang profesor dan istrinya. Dia merasa bebas untuk bertanya, mencari
kebenaran iman Kristen, menyatakan keraguannya, dan akhirnya percaya pada
Tuhan karena perasaan dukacitanya diterima dan dibagikan. Empati menghasilkan jawaban.
Kasih karunia Allah membuka pintu kebenaran untuknya dan istrinya. Hal seperti ini
benar-benar terjadi dalam hati dan kehidupan kebanyakan orang yang membutuhkan Kabar Baik.
Yesus adalah sahabat yang sempurna. Dia penuh kasih karunia
dan kebenaran (Yohanes 1:14). Kasih karunia-Nya membuka pintu
kebenaran bagi banyak orang. Dia menolak melemparkan batu pada seorang perempuan
dan berkata padanya, “Jangan berbuat dosa lagi” (Yohanes 8:1-11). Dia menarik banyak
orang dengan mujizat kesembuhan lalu menyampaikan pesan Kerajaan Surga. Yesus memulai
khotbah-Nya yang terkenal dengan Ucapan Bahagia sebelum menyampaikan hukum yang terutama
(Matius 5-7). Kasih karunia membuat Sang
Juru Selamat
dekat dengan manusia. Lalu kebenaran membuat mereka mendekat kepada-Nya.
---
Dikutip dari buku Iman di Saat Krisis (Paul Tokunaga
cs., 2010: hal. 32), seizin Literatur Perkantas.
Esok: Injil adalah Kasih Karunia dan Kebenaran