Mengapa Bantuan Tidak Akan Pernah Cukup (lanjutan)

3 MENIT BACA
Langkah Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!


11 Juni 2013
390. Mengapa Bantuan Tidak Akan Pernah Cukup (lanjutan)

Seringkali, negara-negara donor dan lembaga bantuan mendemonstrasikan komitmen mereka untuk mengatasi kemiskinan global melalui volume bantuan yang mereka sediakan.  Tetapi ini adalah untuk mengacaukan apa yang kita sebut ‘masukan’ dan ‘keluaran’. Jumlah bantuan untuk pembangunan disebut ‘masukan’. ‘Hasil’-nya adalah pengurangan kemiskinan, penyediaan pendidikan, kemajuan di bidang kesehatan, dan seterusnya. Alasan utama mengapa bantuan sering menerima banyak kritikan bukan karena jumlahnya tidak mencukupi (masukan) tetapi karena ketidak efisienan bantuan tersebut dari segi ‘hasil’.

Empat kritik yang menonjol adalah:

Pertama, bantuan tersebut mendorong terjadinya inefisiensi dan pembuangan. Kebanyakan uang bantuan banyak dihabiskan pada proyek prestisius yang tidak berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi atau pengangkatan kemiskinan, tetapi hanya alat untuk para politikus lokal untuk melakukan korupsi bagi diri mereka sendiri.

Kedua, tuduhan bahwa bantuan mendistorsi ekonomi lokal. Negara miskin tidaklah memiliki kapasitas untuk menyerap pemasukan bantuan dalam jumlah besar. Bilamana uang bantuan dalam jumlah besar dibelanjakan untuk produk dan jasa lokal, terjadi efek tidak diinginkan seperti menaikkan nilai tukar uang, kenaikan pasokan uang dan nilai inflasi yang pada akhirnya akan menyakiti orang-orang yang akan seharusnya dibantu. Bahkan bilamana bantuan didatangkan dalam bentuk produk dari negara donor, dari makanan sampai tempat perlindungan, bantuan tersebut dapat mempengaruhi suplier lokal dalam bentuk dumping.
---
Dikutip dari buku Fighting Poverty Through Enterprise: The Case for Social Venture Capital (Brian Griffiths & Kim Tan, 2011), seizin PT Suluh Cendikia.

Esok: Mengapa Bantuan Tidak Akan Pernah Cukup (lanjutan)