Mengapa Bantuan Tidak Akan Pernah Cukup (lanjutan)

3 MENIT BACA
Langkah Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!


17 Juni 2013
394. Mengapa Bantuan Tidak Akan Pernah Cukup (lanjutan)

Pembebasan Pinjaman

Salah satu bentuk bantuan adalah pembebasan pinjaman negara miskin. Sebagai hasil dari kampanye Jubilee 2000, negara-negara yang tergabung dalam G8 bersama dengan IMF dan Bank Dunia meluncurkan inisiatif restrukturasi pinjaman Highly Indebted Poor Countries (HIPC). Inisiatif ini mengawali dibebaskannya pinjaman 26 negara sebesar USD 60 milyar.

Pembebasan pinjaman juga memiliki kritikusnya. Isu utamanya adalah, apakah pembebasan tersebut akan mengakibatkan makin tidak bertanggung jawabnya para pemimpin negara di negara-negara di dalam kategori  Highly Indebted Poor Countries (HIPC). Apakah uang yang diselamatkan dari pembayaran bunga akan digunakan para pemimpin tersebut dengan bijak? Ini adalah kekhawatiran  yang perlu diperhatikan dan beberapa poin perlu dibuat. Pertama, restrukturasi pinjaman terjadi setiap hari antara bank dan perusahaan. Dalam beberapa kasus, dan sebagai bagian dari restrukturasi, ada elemen pembebasan pinjaman yang terjadi. Pinjaman yang tidak dapat diselesaikan harus dibebaskan agar perusahaan dapat direstrukturasi. Apakah ada perbedaan antara contoh ini dengan pinjaman yang terjadi pada skala negara? Kedua, pembebasan pinjaman memungkinkan adanya pemberian kondisi yang diberikan oleh negara peminjam yang dapat memberikan keuntungan pada kaum miskin secara signifikan. Di Tanzania dan Burundi, uang yang disimpan dari hasil program pembebasan pinjaman telah digunakan unuk menyediakan pendidikan dasar. Ketiga, walaupun pembebasan pinjaman bukanlah merupakan hak legal negara miskin, tetapi merupakan tanggung jawab moral dari negara donor. Ini adalah kebutuhan dasar negara miskin agar mereka dapat memulai kembali mengakomodasi kebutuhan dasar seperti pendidikan, layanan kesehatan dan tempat penampungan.

---
Dikutip dari buku Fighting Poverty Through Enterprise: The Case for Social Venture Capital (Brian Griffiths & Kim Tan, 2011), seizin PT Suluh Cendikia.


Esok: Mengapa Bantuan Tidak Akan Pernah Cukup (lanjutan)