3 MENIT
BACA
Langkah
Kecil untuk Pertumbuhan Rohani Anda!
4 Juli 2013
401. Sebelum Memuja Banyak Tuhan (lanjutan)
Karena Anda sudah begitu sabar menanti, marilah kita langsung
meninjau beberapa nama dan atribut Ilah Tertinggi yang dikenal suku-suku dan
bangsa-bangsa. Nama-nama ini telah menjadi buah bibir mereka sejak purbakala:
·
Oghene, ilah termulia yang membangkitkan
ketakziman orang Isoko di Nigeria. Ia tak dapat dilihat, tak berjenis kelamin,
melampaui pemahaman manusia, dan hanya dapat dikenal melalui tindakan-Nya. Ia
mengganjar kebajikan dan menghukum kejahatan. Ia yang menciptakan dunia dan
umat manusia tetapi dirasa jauh sehingga orang Isoko tidak mempunyai kuil dan
imam untuk-Nya.
·
Andriamanitra, “Penguasa Harum,” yang
harum nama-Nya di tengah bangsa Merina (keturunan orang Nusantara yang hijrah
ke Madagaskar berabad-abad silam). Meski mereka tidak menyembah-Nya, “orang tak
dapat ragu bahwa mereka mengatributkan kepada-Nya banyak sifat yang menunjukkan
Dia sebagai Hakim yang mahatahu.” Dan sifat-sifat-Nya harum dalam sebanjar
pepatah Merina: “Jangan kira engkau tersembunyi di lembah sunyi, sebab
Andriamanitra ada di atas kepala,” “Lebih baik bersalah terhadap manusia
daripada bersalah terhadap Andriamanitra,” “Andriamanitra membenci kejahatan,”
dan “Jangan memutuskan sebelum Andriamanitra, seperti orang yang menetaskan
telur unggas.”
·
Apistotoki, roh agung yang dijunjung
orang Indian Siksika (Ing.: Blackfoot).
Sebagai pencipta yang tak memiliki wujud atau atribut manusia, Ia dipanggil
juga dengan nama Ihtsipatapiyohpa,
“Sumber Hidup.”
·
Baiame, pencipta segala sesuatu yang
dielu-elukan orang Aborigin di Australia Tenggara. Ia “amat, sangat tua tetapi
tak pernah menua.” Ia adalah “Roh yang maha melihat.” Ia memberi manusia hukum
moral dan budaya. Orang Aborigin menggelari-Nya Bapa Segalanya.
·
Isten, sosok terpenting dan terluhur
dari segala ilah bangsa Magyar (Hungaria saat ini). Nama-Nya merupakan ragam
dari kata yang berarti “pertama” dan “leluhur.” Ia pencipta dan pengendali
dunia. Ia tinggal di langit dalam kerajaan emas. Ia tidak berinteraksi dengan
Dunia Tengah (bumi kita ini) tetapi mengawasinya dari sana dan menentukan nasib
semua manusia.
---
Dikutip dari buku Tuhan Gunung atau Tuhan
Alam Semesta? (Samuel Tumanggor, 2011: hal. 58-59), seizin Literatur
Perkantas.
Esok: Sebelum Memuja Banyak Tuhan (lanjutan)